Minggu, 23 Mei 2010

Di depan masjid Al-Anwar

Masjid itu berdiri megah dengan alun-alun yang indah di depannya
Puluhan mobil dan sepeda motor bisa parkir di depan situ
Tapi yang lebih menarik adalah saat orang-orang berlalu lalang, apalagi di malam jumat
Kami di sini semua percaya Tuhan memberkahi malam jumat itu
Tapi bukanlah malam jumat di mana aku berdiri di depan masjid Al-Anwar
Sesuatu yang berbeda merasuk ke hatiku
Tenang yang asing, tentram yang mengunci jasadku dari segala sudut membuatku ingin terperangkap selamanya dalam posisi itu
Mungkin – pikirku – para malaikat sedang turun di pelataran masjid, bercengkerama di taman-taman alun-alun, ketika dingin dan sunyi yang jauh dari hati-hati bertabur dosa
Mungkin – bathinku – kelebat mereka terbawa angin menembus pori-poriku sampai ke hati sedemikian hingga hatiku tergerak beristighfar dan memuji kesucianNya
Jam 2 malam, ingin ku masuk pelataran masjid dan sekadar mendirikan dua atau empat roka’at sholat
Tapi sepertinya pintu pagar masjid terkunci, dan aku tak bisa apa-apa selain hanya memandangi dari luar, sementara hatiku tak henti-henti memuji kebesaranNya.
Aku pun pulang naik becak ke arah timur
Pada jalanan yang sepi disertai angin dingin menerpa dadaku
Melintasi jembatan di mana beberapa pemancing duduk dengan sabar dalam kegelapan
Melempar umpan dengan bayangan ikan di kepala mereka
Aku pun lanjutkan perjalanan pulang
Sementara jalan terlihat begitu lapang di malam itu
Tak sempat ku menengadah ke langit karena lampu-lampu di tepi jalan mencuri perhatianku
Jalan yang kosong seakan masih bersih dari dosa-dosa, ku lalui dengan perasaan tenang
Tak sempat ku berpaling ke belakang meski benakku yakin ada yang tertinggal di pelataran masjid itu, entahlah, mungkin juga ada yang terbawa dari pelataran masjid itu dan mengendap di dadaku
Becak terus saja membawaku hingga sampai di pelataran rumah
Gerimispun turun, kutengadahkan wajah, kulihat mendung abu-abu di atas mulai meleleh
Yang mengeras di dalam dadakupun ikut meleleh hingga kurasakan nyaman, capek-capekku hilang, dan dengan caraNya Tuhan segarkan aku...
masjid Al-Anwar, jasad dan jiwaku belum masuk ke dalamnya
mungkin nanti, sekarang ku bawa saja seberkas cahaya pantulannya
hingga dengan izin Tuhan kelak ku bisa masuk dan merasakan langsung
sumber cahaya itu…

Pasuruan, 25 Mei 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar